Sering kugoreskan beribu ribu aksara
tentang semuanya...
dengan goresan halus terbingkai emas
hanya saja..terbaca atau tidaknya
aksara aksara itu....
aku tak pernah mengetahuinya .
sering kurangkai aksara aksara bisu
yang tak pernah terdengar indah lantunan nya .
jika saja aksara aksara itu
mampu kurangkai satu persatu...
hingga dapat menjadi satu kalimat indah..
apa mungkin...?
hanya aksara aksara tak bermakna
yang mampu kurangkai.. satu persatu..
kugoreskan perlahan di dinding
yang berdiri samar..tanpa bisa membiaskan
apapun .
huuuffft...lelah nya aku....
Minggu, 23 Oktober 2011
Jumat, 30 September 2011
Sabtu, 17 September 2011
SEPENGGAL MALAM
Lagu malam kian hening
mengalun lembut perlahan
sunyi...
sepi..
tak....tik...tak...tik...
detik demi detik berlalu
tanpa suara..tanpa kata
hanya kalbu yang bergemuruh
apa sebenarnya ini...?
tadi....
dalam tidurku
senyummu mampu menghenyakkan ku
dari lelap.
kekasih....
aku mencintaimu....kataku
aku memujamu...bisikku
taukah kamu hatiku memerah saga...?
tak..tik...tak...tik..
kembali...
sunyi...
mengalun lembut perlahan
sunyi...
sepi..
tak....tik...tak...tik...
detik demi detik berlalu
tanpa suara..tanpa kata
hanya kalbu yang bergemuruh
apa sebenarnya ini...?
tadi....
dalam tidurku
senyummu mampu menghenyakkan ku
dari lelap.
kekasih....
aku mencintaimu....kataku
aku memujamu...bisikku
taukah kamu hatiku memerah saga...?
tak..tik...tak...tik..
kembali...
sunyi...
Rabu, 07 September 2011
ASAKU MEMAKNAI WARNA
Angin senja menghembus perlahan
menghembuskan asaku yang tak pernah jua putus.
Semburat jingga kemerahan lembut
laksana lembutnya asaku yang tak pernah pupus.
Kutermangu memaknai asa
tak kuasa lirih kalbuku mengingat warnamu.
aah cengengnya aku...
rapuhnya kalbuku.
heii...tengadahlah ..!
bukankah temaram tak pernah takut berganti rupa
berharap gelap berganti terang.
Bukankah warna tak pernah takut
untuk berganti seterusnya.
Hanya saja...warna apa yang
kau tawarkan..
aku tak pernah mampu untuk mengetahui nya.
hhhuuufff.
menghembuskan asaku yang tak pernah jua putus.
Semburat jingga kemerahan lembut
laksana lembutnya asaku yang tak pernah pupus.
Kutermangu memaknai asa
tak kuasa lirih kalbuku mengingat warnamu.
aah cengengnya aku...
rapuhnya kalbuku.
heii...tengadahlah ..!
bukankah temaram tak pernah takut berganti rupa
berharap gelap berganti terang.
Bukankah warna tak pernah takut
untuk berganti seterusnya.
Hanya saja...warna apa yang
kau tawarkan..
aku tak pernah mampu untuk mengetahui nya.
hhhuuufff.
Langganan:
Postingan (Atom)